KEGIATAN PENELUSURAN GOA,APA MANFAATNYA BAGI PARA PELAKUNYA




Kegiatan Penelusuran Goa, Apa Manfaatnya Bagi Para Pelakunya Apabila ditanyakan, apa manfaat mendaki gunung,
mengarungi sungai berarus deras, menyelam, memanjat tebing, menjelajah rimba, bagi para penggiatnya, maka
jawaban adalah sama, yaitu:

Ingin menikmati alam indah ciptaan Tuhan Y.M.E.. Ingin
mencari hiburan di alam bebas. Ingin berpetualangan.
Ingin berkenalan sesama penggiat di alam bebas.

Apakah kegiatan penelusuran goa itu sama dengan semua kegiatan di alam bebas tersebut di atas? Terus terang, ada
bedanya. Kalau di alam bebas ada siang yang terang benderang dan malam yang gelap gelita, maka dalam lingkungan bawah tanah, yang dikenal dengan nama “goa” (“guha” “guwo”), baik siang maupun malam hari keadaannya tetap gelap gelita…….demikian pekatnya kegelapan itu, sampai-sampai kita tidak akan melihat ujung jari kita yang ditempelkan di depan mata, bahkan yang disentuhkan pada bulu mata kita! Dan kegelapan itu sifatnya abadi. Puluhan, ratusan ribu, bahkan jutaan tahun, terus menerus gelap, seumur goa itu sendiri.


 Dan karena gelap, kita tidak mungkin melihat apa yang ada di depan mata kita. Jadi berbeda dengan mendaki gunung,
yang dapat dilihat sewaktu-waktu puncaknya pada pagi,siang atau  sore hari, selama matahari bersinar, dan tidak
 berkabut atau hujan, maka di lingkungan bawah tanah penelusur goa tidak pernah bisa menebak apa yang ada
dihadapannya, sebelum benar-benar menelusurinya.Harus diakui, bahwa kegiatan atau olahraga penelusuran
goa, yang dikenal dalam bahasa Inggeris sebagai kegiatan

caving,
merupakan gabungan  dari kegiatan menjelajah alam, mendaki gunung, memanjat tebing, berenang,  bahkan
menyelam, tetapi semuanya dalam keadaan gelap gelita! Itu Kegiatan Penelusuran Goa, Apa Manfaatnya Bagi Para Pelakunya sebabnya kegiatan penelusuran goa atau caving diakui sebagai kegiatan yang paling besar risikonya, apalagi cave,diving, menyelam dalam gua. Itulah kegiatan yang tidak ada tandingannya dalam hal risiko.

Nah, dengan demikian, sungguh tidak berdaya kita dalam goa bila tidak ada alat penerang. Tanpa lampu, tanpa
cahaya, kita akan tersesat, karena kita bak seorang buta yang tidak melihat apapun di sekitarnya. Karena itulah, kegiatan penelusuran goa tidak akan dilaksanakan tanpa bantuan sumber cahaya. Yang diperkenankan hanyalah sumber cahaya dari lampu baterai, dan lampu karbit.Timbul pertanyaan: kalau semua serba gelap, apa yang
sebenarnya yang dijadikan atraksi bagi penggemar penelusuran goa? Apa yang dicari? Apa yang didambakan?

Nah, itulah pertanyaan awam yang belum pernah memasuki goa dan menikmati dunia gelap abadi yang penuh pesona.
 Pesona apa? Pertama-tama keadaan gelap abadi itu sendiri, yang sudah berlangsung begitu lama. Ratusan ribu, bahkan jutaan tahun. Pesona itu timbul pula berkat sering ditemukannya bentukan alam yang indah-indah yang tidak
pernah dapat dijumpai di atas permukaan tanah, seperti

stalaktit, stagamit,gourdam
yang menyerupai petakan-petakan sawah,
flowstone,
yang menyerupai air terjun membeku, mutiara goa, dan masih banyak lagi. Semua dekorasi indah dan langka ini, adalah daya tarik estetika (keindahan) suatu goa. Daya tarik dari segi estetika inilah yang dipakai sebagai bahan promosi obyek wisata goa. Para ilmuwan meneliti beberapa stalaktit tertentu secara terbatas, untuk menentukan  berapa umurnya dekorasi goa yang jugadikenal sebagai

speleotem. 
 Umur goa pasti lebih tua daripada umur stalaktit itu. Kegiatan Penelusuran Goa, Apa Manfaatnya Bagi Para Pelakunya
Penelitian untuk menentukan umur goa,  dikenal sebagai ilmu
speleo-khronologi.
Hal ini dikerjakan dalam laboratorium khusus oleh para  spesialis
radiometri.
Mereka memotong sebagian satelit dan dengan metoda

radioisotopi
para ahli bisa menghitung berapa tahun umur stalaktit itu.Ada kenyataan aneh dan menakjubkan, bahwa lingkungan
gelap abadi yang tidak ramah bagi manusia, ternyata dihuni oleh begitu banyak jenis hewan, yang terbiasa hidup dalam
keadaan gelap abadi ini. Mereka bisa mencari mangsa,berkembang biak dan hidup dengan baik dalam lingkungan yang tidak membutuhkan indera penglihatan! Terjalinlah lingkaran makanan, yaitu binatang jenis tertentu memangsabinatang jenis lain, sehingga timbul suatu jaring-jaring kehidupan, yang khas bagi suatu goa tertentu. Misalnya
guano (kotoran) kelelawar, ditumbuhi lapuk.

Lapuk dimakan oleh sejenis cacing. Cacing dimakan oleh sejenis lipan. Lipan dimakan oleh sejenis jangkerik,. Jangkerik dimakan oleh sejenis kumbang, dan kumbang dimakan olehikan yang buta, berwarna putih karena tidak berpigmen, dan hidup dalam sungai atau empang dalam goa. Bila terjadi gangguan ekologi di luar goa, misalnya kelelawar penghasil guano, yang merupakan sumber energidi dalam goa, punah atau pindah tempat ke goa lain, maka berkurangnya atau hilangnya guano kelelawar tersebut akan menyebabkan siklus kehidupan binatang khas goa terputus.Banyak spesies akan mati karena ketidak tersedianya bahanmakanan dasar, yaitu guano. Guano ini penting sekali. Karena di dalam goa tidak ada sinar matahari.. Dengan demikian tidak bisa tumbuh tanaman berkhlorofil. Flora goa terbatas pada jenis lapuk,lumut dan jamur, itupun hanya tumbuh di bagian terang atau – remang goa. Kalau ditemukan kecambah tanaman berbiji, yang batangnya tumbuh panjang menjurus ke arah mulut goa dan tidak berkhlorofil, maka kecambah itu

berasal dari biji yang terhanyut ke dalam goa saat air permukaan masuk ke dalam goa sewaktu hujan deras atau
ikut termakan oleh kelelawar dan karena tidak dapat dicerna, ditemukan kembali dalam guanonya.
Para ilmuwan ahli biopspeleologi membagi jenis-jenis binatang yang hidup dalam goa menjadi tiga kelompok.

Trogloksen
 adalah kelompok hewan yang secara kebetulan ditemukan dalam goa, karena mereka tidak bisa hidup dalam goa. Goa hanya dimasuki untuk melindungi diri dari cuaca buruk, kejaran pemangsa atau untuk istirahat dan bermalam.
Manusia termasuk jenis

trogloksen.
 Binatang yang sering berteduh atau berlindung dalam goa, antara lain kodok, binyawak, kadal, nyamuk, lalat, ular.
Troglofil
 ialah hewan yang senang akan kegelapan abadi goa, namun tidak selamanya berada di dalamnya. Sewaktu-waktu, atau secara periodik, keluar goa untuk mencari makan di luar goa. Termasuk di dalamnya ialah kelelawar dan burung walet
penghuni goa. Hewan inilah yang berperan penting sebagai penghubung antara ekologi di atas tanah dan ekologi dibawah tanah. Peran mereka sebagai pensuplai energi ke dalam interior goa, sangat mutlak. Tanpa mereka, jaring-
jaring kehidupan dalam goa akan amat terbataskeberadaannya.Itu sebabnya ada kesepakatan internasional, bahwa memasuki goa yang dihuni kelelawar atau burung walet harus dengan sangat selektif. Jangan sampai menggangu keberadaan kelelawar dan burung walet tersebut.

Caranya ialah mempelajari dan menyesuaikan diri dengan siklus kehidupan kedua jenis hewan ini. Kelelawar beristirahat pada siang hari dan keluar pada senja hari untuk mencari mangsa, dan kembali ke dalam goa saat subuh. Nah, para penelusur goa berpengalaman sudah sepakat untuk hanya memasuki goa, yang diduga dihuni kelelawar,pada malam hari, ketika hewan itu berada di luar goa mencari makan, dan mengakhiri penelusuran goa sebelumsubuh, saat mana kelelawar pulang memasuki goa.

Dengan demikian, para penelusur goa tidak mengganggu kelelawar penghuni goa.
Lagipula, memasuki goa pada malam atau siang hari itu sama saja. Tetap gelap abadi. Malah memasuki goa pada malam hari jauh lebih tenang, Tidak diganggu penonton..Tidak terganggu lalu lintas padat pada siang hari. Makapenelusur goa yang hanya mau memasuki goa pada siang hari adalah mereka yang statusnya masih pemula, atau baru mengenal kegiatan caving! Sebaliknya dengan memasuki goa yang dihuni burung walet.. Burung walet masuk goa saat senja dan keluar pada pagi hari.

Goa berpenghuni burung walet, hanya boleh dimasuki pada siang hari. Ada lagi yang perlu diperhatikan! Sedimen di lantai goa yang kita injak-injak, bisa merupakan sumber informasi yang amat tinggi nilai ilmiahnya. Di dalam sedimen ini, bisa ditemukan aneka biji-bijian dan spora serta serbuk bunga tanaman di luar goa, yang masuk ke dalam goa oleh hembusan angin, aliran air permukaan yang masuk ke dalam goa, oleh binatang yang keluar masuk goa. Mengapa biji- bijian, serbuk bunga dan aneka spora itu penting? Karena ditemukannya aneka bukti kehidupan di dalam goa oleh para

palinologi sedimen goa, memberi petunjuk, jenis flora apa saja yang pernah ada di luar goa selama ribuan, bahkan
ratusan ribu tahun lalu. Dan dengan ditemukan aneka jenis sisa flora itu dapat direkonstruksi iklim masa lampau. Masapra sejarah. Terbukti beberapa kali, bahwa goa yang berada di tebing suatu bukit, sedimennya menunjukkan adanya serbuk bunga pohon bakau! Maka bisa dibuat kesimpulan, bahwa ratusan atau puluhan ribu tahun lalu, goa itu belum
berada di lokasi semula.

Goa itu jutaan tahun lalu ada di tepi muara sungai, dekat laut. Goa yang saat ini berada di daerah gersang, kadangkala sedimennya menyimpan aneka serbuk dan biji-bijian pepohonan dan tanaman hutan! Inilah bukti bahwa ratusan atau puluhan ribu tahun lalu goa itu berada di tengah hutan basah tropika. Tidak aneh, bila kelak anak cucu kita ribuan tahun yang akan datang, yang berpenghuni di tanah gersang Kalimantan, menemukan fakta bahwa pada abad sembilan belas Kalimantan masih ditumbuhi hutan lebat. Kini, pada zaman kita hidup, hutan rimba Kalimantan banyak ditebang habis oleh penebang liar, penebang resmi atau setengah resmi, dan sebagian juga habis terbakar. Dalam sedimen goa saat ini sudah dapat dilihat lapisan tebal abu bekas kebakaran hutan, bahkan di salah satu lorong goa besar di Kalimantan Timur, para penelusur goa dari Perancis,

pada tahun 1982 menemukan tumpukan batang pohon yang berdiameter besar-besar., sebanyak ribuan meter kubik! Inilah yang akan menjadi saksi bisu betapa serakahnya generasi bangsa Indonesia saat ini! Betapa intensifnya terjadi pembabatan hutan dan perusakan alam, dan dengan demikian timbullah perubahan iklim secara bersar-besaran. Yang semula lebat hutan primer, berubah menjadi gersang, bahkan mungkin tandus seperti padang pasir. Nasib serupa telah dialami banyak padang pasir! Gurun Sahara yang kini kering kerontang dulu penuh pepohonan. Buktinya, saat inipun lapisan bawah tanah gurun Sahara merupakan danau fosil maha besar denga  air berlimpah yang umurnya sudah belasan ribu tahun. Bila sekali diambil akan lenyap selamanya!

Tidak jarang pula dalam sedimen goa, mungkin sedalam dua tiga meter, saat digali, dapat ditemukan aneka tulang belulang hewan dan manusia purba penghuni goa tersebut. Di dalam salah satu ceruk Goa Pawon, Kecamatan Padalarang, Dea Tagogapu, Karst Citatah, telah ditemukan kerangka manusia purba yang umurnya lebih dari 10.000 tahun! Hingga kini masih dibiarkan dalam ceruk tersebut! Bersama kerangka manusia dapat ditemukan pula aneka alat dari batu atau logam dan tanduk, yang pernah mereka pakai untuk berburu dan menyediakan makanan. Seperti batu bulat pemecah tulang panjang hewan buruan atau manusia lain oleh kanibal. Tulang dipecah-pecah untuk dimakan sumsumnya. Ada pula sisa bara api, karena itulah pentunjuk paling valid, bahwa goa itu pernah dihuni manusia
prasejarah. Hanya  manusia yang bisa membuat api. Jadi ditemukannya tulang belulang manusia atau hewan

belum tentu bukti, bahwa goa itu pernah dihuni manusia prasejarah. Hanya dengan ditemukannya sisa bara api menjadi petunjuk, bahwa manusialah yang pernah tinggal dalam goa atau ceruk itu. Juga bila ditemukan aneka alat yang dibuat oleh manusia. Karena itu,  kapanpun kita memasuki goa, kita harus sadar selalu, bahwa hal itu bukanlah hak kita, karena lingkungan gelap abadi ini diciptakan khusus oleh Tuhan untuk bermukimnya makhluk-makhluk langka ciptaanNYA. Jadi,
setiap kali kita memasuki goa, kita harus sadar, bahwa kegiatan yang kita pilih ini merupakan suatu karunia, berkah, anugerah dan suatu hikmah! Mintalah izin melalui doa bersama sebelum memasuki goa, dan  selesaipenelusuran, pada saat kita melihat sinar matahari di luar goa pada pagi hari, kita ucapkan syukur kepada Sang Pencipta, bahwa kita selamat. Memang diakui, saat paling indah, juga bagi para penelusur kawakan, ialah saat kita melihat kembali cahaya matahari!

Ada perasaan seolah-olah kita dilahirkan kembali. Itulah yang, oleh para ahli psikologi, dianggap sebagai penyebab, mengapa sekali menelusuri goa, banyak orang ingin kembali menelusuri goa. Karena ada perasaan yang tidak disadari, bahwa memasuki goa itu ibarat memasuki rahim ibu. Dan saat keluar dari goa, ibarat dilahirkan dari kandungan ibu. Yaitu Ibu Pertiwi, Bumi tercinta.  Dari tanahlah  kita lahir dan ke tanahlah  kita mati.Nah, itulah makna dan keindahan terpendam di bawah tanah, suatu makna dan keindahan yang tidak dimiliki bentukan alam di atas tanah. Harus diingat pula, bahwa tidak ada dua goa yang sama. Setiap goa berlainan bentuk dan isinya. Pengalaman pun akan berbeda memasuki beraneka macam goa.

Bahkan memasuki goa yang sama, akan terasa berbeda dari waktu ke waktu. Itulah pesona alam yang tidak ada duanya, yang menyebabkan para penelusur goa diliputi rasa penasaran. Penasaran untuk memasuki goa lain,  karena pasti akan berlainan dalamnya.Inilah yang merupakan bahaya. Bahaya bagi keberadaan goa
dan semua makhluk yang hidup di dalamnya. Semakin sering goa dimasuki orang, semakin mudah ia tercemar.
Bahkan bila sampai interior goa dirusak atau dikotori, makagoa itu akan rusak atau kotor selamanya. Hal itu merupakan
dosa yang tidak terampuni! Karena akibatnya ialah merananya bahkan punahnya aneka jenis hewan langka! Contoh antara lain ialah tindakan ceroboh membuang sisa karbit atau batu baterai dalam goa! Kedua bahan ini adalah bahan kimia sangat beracun, yang membunuh semua hewan yang mendekatinya! Siklus hidup yang begitu peka, begitukhas dan unik, akan terganggu, bahkan mungkin terputus.

Coretan apapun yang dilakukan di dalam goa, kecuali sifatnya jelek dan tidak alami, juga bisa  membunuh banyak binatang khas goa, karena yang digunakan biasanya zatwarna dari bahan kimia.Bagaimana dengan membuang sisa makanan, kencing dan berak dalam goa? Itupun akan sangat tidak alamiah, bahkan bisa memutus rantai makanan yang sangat rentan akan gangguan dari luar. Sisa makanan, kencing atau kotoran
manusia mungkin bisa menghidupi jenis-jenis tertentu binatang goa. Jenis itu akan berkembang biak luar biasa, karena disuguhi “makanan” buangan manusia.

Akibatnya, jenis hewan ini jumlahnya akan meledak bertambah pesat. Sewaktu “makanan” habis, maka ia akan memangsa jenis hewan yang menjadi makanan alamiahnya secara belebihan.Bila satu lipan (kacoa) misalnya secara almiah memangsa satu jangkerik dalam seminggu, maka ribuan lipan yang berkembang biak luar biasa akibat disediakan “makanan” oleh penelusur goa akan memangsa ribuan lipat jangkrik yang jumlahnya memang terbatas di dalam goa. Akibatnya ialah kekacauan lingkaran makanan!  Keseimbangan ekologi yang begitu khas dan terbentuk dan menyesuaikan diri selama bertahun-tahun, rusak total karena diganggu olehlimbah manusia penelusur goa! Sadarilah slogan yang semula diciptakan oleh para penelusur goa Amerika Serikat dan mendunia karena mudah
diingat, dimengerti, disadari dan dihayati:

Janganlah meninggalkan sesuatu dalam goa kecuali tapak kaki. Janganlah mengambil sesuatu dalam goa kecuali memotret interior goa. Janganlah membunuh sesuatu dalam goa kecuali membunuh waktu.
Eh, ada rekan-rekan penelusur goa Amerika Serikat yang secara iseng menambahkan kata-kata: janganlah memakansesuatu dalam goa kecuali kotoran kelelawar!

by :  -R. K. T. Ko  Pemerhati Lingkungan Karst dan Goa
        -T.Pram Hikespi
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Leave a comment