Ada 21 gunung api yang saat ini statusnya di atas normal aktif.
Indonesia yang berada di jalur Cincin Api Pasifik atau The Pacific Ring of Fire memiliki sekitar 130 gunung berapi aktif. Kini beberapa di antaranya bahkan sedang bergolak.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, ada 21 gunung api yang saat ini statusnya di atas normal aktif. "Lima gunung berstatus Siaga (level III), yaitu Gunung Tambora, Anak Ranakah, Papandayan, Karangetang, dan Lokon," kata Kepala Pusat Data BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Selasa 13 September 2011 malam.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, ada 21 gunung api yang saat ini statusnya di atas normal aktif. "Lima gunung berstatus Siaga (level III), yaitu Gunung Tambora, Anak Ranakah, Papandayan, Karangetang, dan Lokon," kata Kepala Pusat Data BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Selasa 13 September 2011 malam.
Dia menjelaskan, Gunung Tambora dan Anak Ranakah dinaikkan statusnya dalam waktu yang hampir bersamaan, yaitu pada 8 September 2011.
Selain yang berstatus Siaga, 16 gunung api di Indonesia telah berstatus Waspada atau Level III. Yakni, Soputan, Ibu, Lewotobi Perempuan, Marapi, Bromo, Dieng, Gamkonora, Merapi, Sinabung, Talang, Kerinci, Krakatau, Semeru, Sangeangapi, Gamalama, dan Dukuno.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yang terus memonitor gunung api di Indonesia, merekomendasikan masyarakat untuk waspada seiring dengan meningkatnya aktivitas di lima gunung berstatus Siaga tersebut. "Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan melakukan aktivitas apapun," tambah Sutopo.
Untuk Gunung Tambora, zona rawan bencana ditetapkan 3 kilometer dari pusat aktivitas gunung. Sementara, untuk Gunung Anak Ranakah, radius kawasan rawan bencana ditetapkan untuk sejumlah lokasi, rata-rata sejauh 1,5 kilometer.
Untuk Gunung Papandayang, zona bahaya ditetapkan dua kilometer dari kompleks kawah Papandayan. Lalu, Gunung Lokon, wilayah steril ditetapkan 3 kilometer dari Kawah Tompaluan. Sementara, untuk Gunung Karangetang, dilarang melakukan pendakian di puncak melebihi ketinggian 500 m dari muka laut.
"Penduduk di Kampung Mini di bagian barat (Kali Beha Barat) dan
Kampung Kopi di bagian selatan (Kali Kahetang) agar lebih meningkatkan
kewaspadaan terhadap bahaya awan panas dan guguran lava pijar," kata
Sutopo.
Dia menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan BPBD untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan sosialisasi kepada masyarakat. "Antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan terburuk dari letusan gunung tersebut terus disiapkan. Jalur-jalur evakuasi telah disiapkan."
Dia menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan BPBD untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan sosialisasi kepada masyarakat. "Antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan terburuk dari letusan gunung tersebut terus disiapkan. Jalur-jalur evakuasi telah disiapkan."
vivanews.com
Tags:
Berita alam Raya
Leave a comment